![]() |
www.kulitpari.com |
Produk kerajinan berupa
dompet berbahan baku kulit ikan pari dari Desa Sambon, Kabupaten Boyolali, Jawa
Tengah mampu menarik minat pembeli dari berbagai kota.
Seorang perajin yang juga
warga RT08/RW02 Desa Sambon, Wawan Purnomo (46 tahun) mengaku saat ini sedang
melayani permintaan dari beberapa kota besar, seperti Jakarta, Surabaya,
Bandung, Semarang, dan beberapa kota besar di luar Pulau Jawa.
"Saya melayani
permintaan pasar rata-rata 200 hingga 300 buah dompet per bulan. Jumlah sesuai
dengan kemampuan produksi," kata Wawan yang menggeluti bisnis itu sejak
2008 di Boyolali, beberapa waktu lalu.
Ia mengaku hingga saat ini
produknya masih jarang dibuat oleh perajin dari daerah lainnya.
"Kami menjual dompet
ini dengan harga Rp 200 ribu per buah," katanya.
Ia juga mengaku membuat
produk lainnya, seperti ikat pinggang dan tas yang bahkan pemasarannya sempat
sampai luar negeri. Produk kerajinan berupa ikat pinggang dijual dengan harga
sekitar Rp 700 ribu per buah dan tas antara Rp 700 ribu hingga Rp 4 juta,
tergantung ukuran dan kualitasnya.
Hingga saat ini, Wawan
mengaku tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan pasokan bahan baku berupa
kulit ikan pari yang diperoleh dari Jepara, Jateng. Harga bahan baku sekitar Rp
90 ribu per lembar dengan ukuran tujuh inci.
Namun, ia mengalami
kesulitan untuk mencari tambahan tenaga kerja guna meningkatkan produksi
kerajinan tersebut. "Saya kesulitan mencari tenaga kerja karena harus
melatih terlebih dahulu dari nol sehingga membutuhkan waktu lama," kata
Wawan.
Ia mengaku sudah mencoba
mencari tambahan tenaga kerja untuk proses produksi, seperti penyamakan kulit
hingga pembuatan desain dan menjahit. "Sudah mencari ke mana-mana, tetapi
masih sulit mendapatkannya," ujarnya. Saat ini, katanya, usaha kerajinan
itu mempekerjakan tiga orang dengan kemampuan produksi sekitar 200 buah per
bulan. "Saya kini sedang melayani pesanan dalam negeri saja, sedangkan
sebelumnya sempat ekspor ke Swiss dan Belgia," katanya.
Sumber: Repblika.co.id